Monday, July 4, 2011

Tips dan Trik Kamera Lomo


Ini beberapa Tip dan Trik untuk Kamera Lomo : (semoga membantu :) )

1. Visualisasikan kreativitas dan imajinasi anda

Tuangkan ekspresi dan imajinasi anda sebelum memotret dengan Holga dengan menentukan:

a. Bagaimana format gambar yang akan disajikan?
Tentukan format ini sebelum kita memasang film, karena pada saat film sudah dipasang di dalam kamera, mask format gambar tidak dapat diganti.
Format 6×6
Format 6×4.5
Format 35mm + Sprocket Hole*
atau tanpa Mask.

b. Menggunakan jenis film apa?

Negatif Colour, BW atau Positif (Slide)…
Hasil gambar yang kita peroleh sangatlah ditentukan oleh ketiga media film diatas, karena pada dasarnya masing2 film memiliki karakteristik yang berbeda. Hal tersebut menuntut kita untuk lebih jeli dan bijak dalam menggunakan film jenis mana yang tepat untuk objek tertentu, seperti pada situasi ketika memotret “human interest” maka film BW dirasa lebih serasi dan ekspresif untuk digunakan, lantas bukan nya menjadi haram jika kita menggunakan negatif/slide di situasi tersebut.
Namun jika hasrat kita ingin lebih menonjolkan keunikan “false color” dari proses lab “X-Pro” atau “Cross Processing” cobalah slide, selain menonjolkan warna-warna yang tidak lazim, slide juga membuktikan ketajaman gambar yang superb. Cobalah berbagai macam slide dari brand yang berbeda untuk mendapatkan “false colour” yang berbeda pula.

c. Light leak…??
Light leak adalah suatu keadaan kesalahan (gagal) dimana film ter-ekspose cahaya yang tidak seharusnya terjadi, yang mana light leak di Holga adalah manifestasi nyata dari jeleknya konstruksi body kamera sehingga masih memiliki celah untuk cahaya masuk dan mengenai bidang film.
Umumnya light leak muncul di Holga masa produksi lama sebelum tahun 2002, untuk kualitas Holga produksi sekarang ini masih banyak diperdebatkan oleh para pengguna-nya. Perlu diingat proses unloading film dari Holga harus lebih teliti dan hati2 karena jika ada sedikit kesalahan, film juga dapat ter-ekspose cahaya alias terbakar.
Seperti yang diungkapkan sebelumnya light leak pada awalnya adalah “kesalahan”, namun pengguna Holga pada umumnya menganggap light leak adalah efek “sakral” yang menambah nilai estetis dari Holga.Bagi saya pribadi, saya lebih memilih absen nya light leak dalam foto-foto yang di hasilkan ketika menggunakan Holga, toleransi light leak bagi saya sebatas gambar “occasional” semata.
Bagaimana dengan anda??

2. Kenali Cahaya & Gunakan ISO Film Yang Tepat

Setelah kita berada di spot pemotretran, lalu kita sudah memperkirakan objek apa saja yang bakal direkam dan sebelum kita “jeprat sana, jepret sini”, kita sebaiknya mengenali dan menganalisa intensitas cahaya di sekitaran spot tersebut. Lalu, tentukanlah ISO film yang tepat untuk digunakan sehingga bisa meminimalisir kesalahan baik itu foto yang under-exposed atau over-exposed.

Sebaiknya di Holga untuk all-day shooting menggunakan ISO 400 sebagai solusi “mencari aman”.

3. Pemasangan Film 120

Pastikan sekali lagi sebelum memajukan film ke angka “1”, jika film sudah terpasang dengan benar, apakah ujung film sudah terkait kencang dengan spool film (sebelah kanan). Putar beberapa “klik” dan pastikan film maju dengan lurus dan sejajar dan di posisi tengah mask, usahakan agar lembar film tidak terlalu kendur ketika diputar. Lihat kembali counter window apakah sudah di preset yang tepat.

4. Jangan Lupa Melepas Lens Cap

Hal yang terlihat sangat simple namun berakibat cukup fatal, ketika kita lupa melepas lens cap (tutup lensa) di Holga. Kenapa? Karena viewfinder yang ada pada Holga tidak WYISWYG, pada saat mengintip di viewfinder kita masih mendapatkan citra walaupun lensa masih tertutup, berbeda dengan medium SLR yang konsep viewfinder nya TTL (Through The Lens).
Pernah saya alami kejadian konyol tersebut, hampir 8 frame saya ambil dengan kondisi lensa tertutup dengan lens cap. Untung saja saya segera menyadari-nya.. mau-tidak-mau saya harus re-compose frame yang telah saya ambil sebelumnya.

5. Pastikan Zona Fokus Berada di Preset Yang Benar

Fokus adalah saah satu hal yang krusial dalam proses pengambilan gambar, Holga tidak mempunyai fungsi untuk menentukan titik fokus yang umumnya kita temui pada format SLR AF, melainkan Holga memiliki fungsi pengaturan fokus menggunakan “zona jarak” yang terletak di ring lensa. Sebaiknya disarankan kita mulai untuk “ berhitung” jarak antara kamera dengan objek yang akan kita foto, dan terkadang kita lupa untuk memutar ring fokus di preset yang tepat ketika memotret objek dengan jarak yang berbeda, keteledoran itu yang menyebabkan hasil foto menjadi kurang tajam (out of focus). Berikut skema jarak fokus ideal pada masing-masing preset.

6. Pastikan Aperture Yang Sesuai

Kombinasikan fungsi aperture Holga dengan ISO film dan shutter speed yang akan dipakai untuk menghasilkan eksposure yang tepat. Simple-nya, aperture Holga ada 2 tipe bukaan, f/8 (Cloudy) dan f/11 (Sunny).
Gunakan fungsi bukaan f/8 (Cloudy) jika memotret dalam keadaan “under shade”, dan f/11 (Sunny) jika matahari cerah bersinar. Disarankan jika menggunakan mode BULB, untuk merekam “light trail” cobalah set aperture di f/11, agar mendapatkan speed yang sedikit lebih lama.
Bandingkan juga hasil ketajaman gambar dari kedua aperture tersebut. 

7. Pemilihan Objek yang Selektif

Pemilihan objek yang selektif sebaiknya disertai dengan eksekusi dengan penentuan komposisi dan angle yang tepat. Umumnya, foto yang nyaman untuk dinikmati itu dikarenakan unsur komposisi yang OK!, baik itu dari penempatan objek, permainan garis, perspektif, warna, dll. Lalu, ingin foto tampil lebih UNIK? Cobalah angle yang
berbeda, low angle; high angle atau terserah sesuai imajinasi anda? Tapi sebelum kita mencoba untuk mendobrak patokan/rules yang telah ada, sebaiknya kita mengetahui dan mempelajari-nya terlebih dahulu, sehingga pada akhirnya kita tidak salah kaprah.

8. Pelajari Viewfinder

Bagi sebagian pengguna Holga 120, mereka tidak terlalu memperdulikan fungsi viewfinder dikarenakan fungsi viewfinder yang tidak terlalu akurat dalam menyampaikan citra. Tetapi itu semua seharusnya menjadi hal yang sepele jika kita berniat untuk lebih meng-analisa, dikarenakan posisi viewfinder Holga berada di sebelah kiri lensa maka jika kita memposisikan objek di “CENTER” dari hasil intipan viewfinder, sebetulnya objek tersebut posisi-nya
cenderung lebih ke “KIRI” (± 10% dari cakupan viewfinder). Jadi pertimbangkan kembali untuk mengkomposisikan kembali frame tersebut sedikit ke-arah kanan (± 10% dari cakupan viewfinder).

**Sumber : koelitinta.com

No comments:

Post a Comment

bagi yang ingin bertanya, sharing, mengkritik,dan memberi saran..silahkan mengisi form komentar dibawah ini..